ISO 9001 diimplementasikan tanpa harus sertifikasi?

ISO 9001 diimplementasikan tanpa harus sertifikasi. Bisakah?

Pembaca Quality Forum yg budiman, dalam diskusi di milis Quality Club, ada pertanyaan seputar keinginan melakukan jaminan mutu untuk sebuah Akademi Perawatan. Yg saya tangkap dari maksud penanya adalah bahwa Ia ingin memberikan jaminan mutu di akademinya, tetapi yg saya lihat penanya tidak menyinggung masalah sertifikasi. Maka, apa langkah-langkah yg harus Ia lakukan untuk merealisasikan keinginannya itu?

Dari pertanyaan terkait jaminan mutu tsb saya memberikan jawaban seperti di bawah ini. Bagi Anda yg tidak ikut milis tsb, barangkali jawaban saya ini bisa menjadi masukan untuk Anda jika kebetulan punya masalah serupa. Atau barangkali mau memberikan tanggapan atau sharing-nya, saya persilakan.

..... jika tujuannya bukan utk sertifikasi ISO 9001, melainkan untuk MELAKUKAN JAMINAN MUTU tanpa harus melakukan publikasi bahwa Akademi Perawatan Anda sudah bersertifikat ISO 9001, yg itu berarti bisa saja tanpa harus melakukan sertifikasi ISO 9001, maka tahapannya menurut saya bisa lebih simple.

Misalnya seperti ini:

- Sosialisasi tentang pentingnya menerapkan jaminan mutu di akademi tsb demi masa depan akademi itu sendiri dan lulusannya. Yakinkan bahwa jaminan mutu itu bisa dicapai jika kita menerapkan prinsip-2 ISO 9001: PDCA-Continual Improvement.

- Tetapkan kebijakan mutu (Quality Policy)

- Tetapkan sasaran mutu (Quality Objective). Dalam menetapkan sasaran mutu (Quality Objective) perlu mempertimbangkan persyaratan pelanggan eksternal, ketentuan akademi dan barangkali juga ketentuan Kopertis, Menteri Pendidikan atau ketentuan hukum lain yg berlaku di akademi keperawatan.

- Buat Prosedur Mutu dan atau Instruksi kerja (Work Instruction), serta pastikan bahwa segala sumber daya lainnya yg tersedia bisa menjamin bahwa sasaran mutu tsb tercapai.

- Implementasikan system manajemen mutu (Quality Management System - QMS).

- Lakukan evaluasi pencapaian sasaran mutu (Quality Objective). Termasuk bagian dari evaluasi ini adalah adanya audit intern. Dengan audit intern, kita akan bisa mengevaluasi implementasi system manajemen mutu kita lebih komprehensif.
Penyimpangan terhadap sasaran mutu harus dicari penyebabnya sampai ke akar permasalahan (Root-cause).

- Lakukan tindakan perbaikan dan pencegahan (Corrective Action, Preventive Action -CAPA) agar penyimpangan serupa ke depannya tidak terjadi lagi.

Untuk bisa melakukan tahapan-tahapan tsb di atas, barangkali perlu dibentuk team. Yg perlu dilakukan adalah bagaimana agar team ini bisa satu visi dengan Ibu. Jika tdk, ke depannya akan bisa jadi kendala .

Kelebihan jika kita tdk melakukan sertifikasi adalah bahwa kita lebih fokus dan bersemangat pada "substansi menjamin mutu". Kita tdk terjebak pada "kebanggan semu" mempunyai sertifikat ISO 9001, yg kadang-2 justru menggiring kita pada sikap bahwa "semuanya menjadi seolah-olah telah selesai" ketika kita sdh mendapat sertifikat. Meskipun hal ini tidak selalu berujung pada sikap yg demikian itu.

Sedangkan kelemahannya adalah, kita tidak bisa "pamer" bahwa kita sudah punya sertifikat ISO 9001. Padahal, dengan publikasi sertifikat ini bisa untuk mengangkat Image atau citra akademi Ibu.
......

Apakah Anda punya pendapat berbeda? Kami tunggu sharing-nya.

No comments:

DAFTAR ISI:

Blogvertise Click Here to Advertise On My Blog Increase Website Traffic

Custom Search